Alam berkenaan dengan segala sesuatu yang bersifat alami seperti keadaan geografis, air, hutan, tanah, batu-batuan, flora dan fauna, iklim, suhu udara, musim dan lain sebagainya. Ruang lingkup inilah yang menguatkan alam sebagai sumber belajar bagi terwujudnya tujuan pendidikan.
Kini fakta telah banyak berbicara, alam tak lagi bersahabat, negara Indonesia yang kaya akan Sumber Daya Alam justru seperti kewalahan untuk mengelolanya. Apa yang salah? Siapa yang salah? Mengapa bencana terjadi secara berurutan di alam Indonesia? Lalu apa pula dampaknya dengan pendidikan?. Semua pertanyaan terlontar begitu saja dan feedback pertanyaan-pertanyaan diatas telah banyak ditemukan diberbagai media, jadi ini bukanlah Hot News lagi bagi bangsa Indonesia.
Kondisi alam semakin memprihatinkan, musibah demi musibah, bencana demi bencana seakan berlomba mendera bangsa Indonesia. Lapisan ozon yang semakin menipis, alam yang gersang, dan ketidakseimbangan alam tak dapat dielakkan. Hal ini dominan murni ulah tangan manusia yang serakah. Ketamakan individu atau kelompok tertentu semakin menjadi dengan menghalalkan segala cara meskipun itu merusak alam dan merugikan masyarakat banyak. Faktor lain yang menyebabkan ini terjadi yaitu karena tuntutan ekonomi, pola konsumerisme, pertambahan penduduk dan bahkan semua aspek kehidupan ikut andil dalam masalah ini.
Jika saat ini alam saja sudah rusak, bagaimana kita bisa belajar darinya?. Saat ini alam tak lagi menjadi ruang belajar yang nyaman. Alam yang ramah, indah, dan asri tak lagi dirasakan. Pendekatan empiris yang digunakan oleh para cendikia dan ilmuan terdahulu untuk mengembangkan ilmu pengetahuan demi terwujudnya tujuan pendidikan sangat didukung dengan kondisi alam saat itu. Dari alam lah mereka menciptakan suatu konsep, prinsip, hukum, dan teori yang hingga saat ini kita pelajari di bangku sekolah. Namun sungguh disayangkan, semuanya itu hanya kita terima dengan begitu saja. Seharusnya kita juga menggunakan pendekatan empiris itu untuk memahami semua yang berlaku dialam karena hakekatnya alam diciptakan oleh Maha Pencipta agar kita bisa mengambil pelajaran didalamnya.
Kong Fu Tse mengatakan bahwa if I hear I Forget, if I see I remember, if I do I understand. Dari istilah Kong Fu Tse ini dapat disimpulkan bahwa jika hanya sekedar belajar teori tanpa melihat dan membuktikannya sendiri di alam, ilmu pengetahuan itu hanya singgah lalu dan terlupakan begitu saja. Inilah yang terjadi di Negara kita Indonesia. Bukti nyatanya yaitu dari hasil penelitian program pembangunan PBB (UNDP), pendidikan di Indonesia menempati urutan 109 dari 174 negara, begitu juga tingkat pemahaman sains di Indonesia menempati peringkat 41 dari 43 negara.
Dari pemaparan masalah diatas, sudah sangat jelas bahwa alam berhubungan erat dengan pendidikan. Alam adalah media pendidikan sekaligus sebagai sarana yang digunakan oleh manusia untuk melangsungkan proses pendidikan. Didalam alam ini manusia tidak dapat hidup mandiri dengan sesungguhnya karena antara manusia dan alam saling membutuhkan dan saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Dimana alam membutuhkan manusia untuk merawat dan memeliharanya sedangkan manusia butuh alam sebagai sarana pembelajaran.
Guna mewujudkan pendidikan yang lebih baik bisa kita implementasikan di alam itu sendiri. Sebagai agent of change, mahasiswa memiliki peranan penting untuk memperbaiki semua ini, mengubah mindset apatis menjadi care atau peduli terhadap kondisi alam. Pentingnya kita untuk peduli terhadap alam dan senantiasa menjaga kelestariannya karena beberapa alasan yaitu:
- Alam adalah kacamata dan guru terbaik bagi majunya pendidikan.
- Alam sebagai ruang belajar, media dan bahan mengajar.
- Berinteraksi dengan alam memberikan pengalaman belajar yang langsung bisa dinikmati dan mudah dipahami.
- Bermain dengan alam dapat menciptakan ide-ide cemerlang karena alam adalah ibu bagi bumi.
Sebagai makhluk individu, kita perlu upaya konkret yang dimulai dari ruang lingkup pribadi kita sendiri untuk membiasakan ramah dengan alam yaitu bisa kita lakukan selama beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Jika kebiasaan itu telah terpupuk dengan baik pada individu masing-masing, barulah gencarkan gerakan peduli alam pada lingkungan sekitar baik itu keluarga dan masyarakat karena bukti nyata adalah contoh atau tauladan yang baik untuk mengajak masa yang banyak agar senantiasa menjaga alam. Harapannya berawal dari hal yang kecil akan membuahkan manfaat yang besar bagi kelestarian alam.
Memupuk kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga alam memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Pendidikan di alam mempunyai ajaran yang sangat lengkap mulai dari pendidikan karakter, kehidupan sosial hingga hubungan batin antara manusia dengan Tuhan. Oleh karena itu, perlunya pembentukan upaya pendidikan berbasis alam yang diperuntukkan untuk semua kalangan. Harapannya dengan pendidikan alam ini proses penyiapan, penyadaran dan pendewasaan manusia dalam berinteraksi, berprilaku, dan melestarikan alam dapat terwujud dengan baik sehingga secara tidak langsung akan memberikan dampak positif terhadap pendidikan di Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar
Apa komentarmu ? Ayo sharing !