Pages

Minggu, 17 Juli 2016

Penyandang Disabilitas Juga Membutuhkan Pendidikan

Dalam Undang-Undang Dasar tahun 1945 pasal 31 ayat (1) telah tercantum bahwa “Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan”, di Indonesia inilah dasar awal mengapa pendidikan itu penting untuk seluruh warga Negara. Seperti yang telah diketahui bahwa sarana utama untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu menyediakan sekolah yang dijadikan sebagai wadahbagi anak-anak Indonesia melakukan kegiatan belajar agar mampu mengembangkan potensinya secara optimal dan diharapkan nantinya siap berintegrasi di lingkungan masyarakat.

Perkembangan pendidikan di Indonesia diakui terus-menerus meningkat dengan perubahan sistem pendidikan yang semakin baik direncanakan oleh pemerintah. Namun sayangnya pemerintah seperti menekankan pendidikan untuk anak-anak yang normal saja. Lalu bagaimana dengan anak-anak penyandang disabilitas?. Bukti nyata telah berbicara bahwa perhatian pemerintah kepada mereka seperti tidak terlihat.Hal ini dapat dibuktikan dengan jumlah Sekolah Luar Biasa yang sedikit, sarana dan prasarana yang tidak memadai dan keberadaan sekolah ini yang seakan hilang dan tersembunyi sehingga tidak diketahui oleh warga setempat.

Kita tahu semua pasti telah diatur dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia khususnya peraturan dibidang pendidikan, hanya saja realisasi peraturan tersebut dikehidupan nyatanya kurang terlihat. Anak-anak penyandang disabilitas biasanya dikenal juga dengan anak berkebutuhan khusus. Anak-anak ini mempunyai hak untuk memperoleh pendidikan dan memiliki kebutuhan yang berbeda dengan anak-anak normal lainnya. Khusus bagi anak penyandang disabilitas telah disebutkan dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 pasal 5 ayat 2 bahwa warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Pendidikan khusus yang dimaksud adalah pendidikan luar biasa.

Permasalahan yang sering ditemui sekarang adalah kurangnya perhatian orangtua pada anak penyandang disabilitas untuk memberikannya hak akan pendidikan, kurangnya wadah sebagai tempat belajar, tenaga pendidik, sarana dan prasarana yang tersedia untuk mereka sertapola pikir warga yang salah yang hanya memandang sebelah mata anak tidak normal ini. Menyikapi hal ini, kami keluarga besar mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika lebih memilih mengunjungi Sekolah Luar Biasadibandingkan sekolah formal lainnya.Dalam agenda bakti sekolah ini, kami ingin sekali berbagi dengan mereka. Disini jugalah kami banyak belajar tentang semangat hidup yang sebenarnya.
Di SLB Kasih Ibu yang kami kunjungi ini sebenarnya hanya untuk jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SDLB). Namun demi mewujudkan semangat anak-anak yang ingin belajar, dan kepercayaan orangtua yang telah paham akan pentingnya pendidikan yang akhirnya mau menitipkan anaknya untuk bersekolah sehingga juga terdapat beberapa anak yang berada dijenjang pendidikan lebih tinggi yaitu SMPLB dan SMALB. Di sekolah ini tercatat sebanyak kurang lebih 60 siswa-siswi yang telah terdaftar yang terdiri dari siswa-siswi Tunanetra (buta), Tunarungu (tuli-bisu), Tunagrahita (cacat mental), Tuna Daksa (cacat tubuh), Autisme dan lain sebagainya.

Proses pembelajaran di sekolah ini sama halnya dengan sekolah formal biasa. Hanya saja yang diajarkan sesuai dengan kemampuan siswanya masing-masing. Selain pelajaran, keterampilan juga diajarkan sesuai dengan kemampuan siswanya. Pembagian kelas berdasarkan kemampuan dan tingkat keterbatasan masing-masing siswa dan juga digolongkan kepada usia setiap anak.
Mereka dididik oleh tenaga pengajar yang khusus menangani kebutuhan mereka masing-masing, dengan alat-alat bantu yang dibutuhkan sesuai dengan golongan kebutuhan mereka.Cara ini dilakukan untuk mendorong agar mereka yang memiliki keterbatasan juga mau untuk bersekolah, mengembangkan potensi yang terpendam didalam diri mereka dan meraih prestasi seperti anak-anak normal lainnya. Pihak sekolah terus berupaya memberikan motivasi kepada siswa.

Tidak normal bukan berarti tidak mampu berkarya dan lantas menyurutkan semangat hidup mereka, inilah salah satu prinsip yang dipegang anak-anak penyandang disabilitas. Namun saat ini mengapa mereka justru harus disurutkan dengan sosok figur yang harus dibelas kasihani?. Banyak ditemukan anak-anak ini ditempatkan di jalanan untuk meminta-minta atau istilah kasarnya mereka adalah sumber rezeki bagi keluarga. Tidak bisakah kita merubah pola pikirmasyarakat yang seperti ini?.
Mereka tidak pernah meminta untuk dilahirkan seperti ini.Faktanya memang kehadiran penyandang disabilitas dalam keluarga dipastikan tidak diharapkan. Mayoritas yang terjadi memiliki keluarga penyandang disabilitas adalah aib dalam satu keluarga sehingga mereka cenderung menyembunyikan bahkan menyia-nyiakan karena tidak berguna bagi keluarga itu bahkan dianggap sebagai beban masalah. Mirisnya saat ini muncul pola pikir masyarakat yang mengatakan bahwa “anak tidak normal tidak perlu disekolahkan karena mereka tidak bisa melakukan apa-apa”. Sungguh ini sangat butuh perhatian dari penggerak pendidikan dan pemerintah yang masih peduli akan pendidikan di Indonesia.

Permasalahan diatas yang menjadi hal biasa ditemukan di lingkungan masyarakat justru tidak terbukti ketika kami mengunjungi siswa-siswi SLB Kasih Ibu. Sungguh begitu takjub menyaksikan sendiri tingkah laku anak penyandang disabilitas ini. Mereka mempunyai semangat yang sama dengan anak-anak normal lainnya. Keceriaan yang dipancarkan dari wajah mereka sungguh membuktikan betapa rasa syukur dan ikhlas masih milik mereka atas keterbatasan yang mereka alami. Anak-anak ini juga mempunyai cita-cita yang luar biasa.Kesulitan dan halangan yang mereka hadapi karena keterbatasan yang mereka miliki tidak membuat mereka mengeluh lalu menyerah, tetapi justru menjadi pengobar semangat untuk membuktikan bahwa mereka bisa menggapai cita-cita mereka, tidak mau kalah dengan anak-anak normal lainnya.

Ketika saya bertanya kepada salah satu siswa yang berjenjang SMPLB tentang cita-citanya, jawaban yang luar biasa terlontar dari lisannya, senyuman yang mengawali pembicaraan terlihat jelas murni dari hatinya. Ia ingin sekali menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain dan menunjukkan kepada dunia bahwa keterbatasan tak pernah bisa menghalanginya untuk terus belajar. Ia yakin Allah Maha adil, semua hamba yang diciptakan-Nya diberi kelebihan potensi walaupun yang terlihat dari luar hanyalah keterbatasan dan kekurangan.

Salah satu guru menjelaskan bahwa pada dasarnya mereka juga mampu berkarya dan berprestasi, jangan hanya melihat mereka dari segi kekurangannya saja. Mereka membutuhkan bimbingan oranglain untuk mengembangkan potensinya.Disinilah peran guru-guru itu penting. Sekolah ini memang belum mendapat perhatian yang lebih dari pihak luar bahkan masih banyak yang belum tahu keberadaan sekolah ini, tapi hal itu tidak mengurangi semangat beliau sebagai salah satu guru di sekolah ini untuk mendidik anak-anak. Sungguh mulia cita-cita seorang guru yang seperti ini.
Sebenarnya masih banyak di luar sana anak-anak yang memiliki keterbatasan belum berkesempatan menduduki bangku pendidikan yang layak. Disinilah peran orangtua khususnya dan peran orang lain pada umumnya sangat penting bagi mereka. Selain itu juga peran pemerintah yang seharusnya lebih menggalakkan lagi jumlah Sekolah Luar Biasa dan dilengkapi dengan penyediaan tenaga pendidik yang professional, sarana dan prasarana yang memadai, serta memberikan perhatian yang sama dengan anak normal lainnya seperti juga mengadakan program beasiswa khusus untuk mereka, perlombaan keterampilan khusus, dan kegiatan lainnya yang mampu mengembangkan potensi mereka.

Hal yang perlu diperhatikan juga adalah merubah pola pikir masyarakat tentang anak-anak yang memiliki keterbatasan. Menanamkan cara pandang yang luas pada masyarakat yaitu dengan latar belakang yang berbeda mereka tetap manusia yang ingin bisa menikmati indahnya dunia, berinteraksi dengan semua orang sama halnyaseperti anak-anak normal, meyakinkan bahwa kekurangan mereka bukanlah hukuman dari sang Khaliq Allah SWT, mereka bukan produk gagal dari orangtua mereka. Mereka pasti mempunyai kelebihan yang dapat dibanggakan oleh orangtuanya.

Inti dari permasalahan yang telah dipaparkan diatas, solusi yang tepat diberikan yaitu sesuai dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia, sehingga untuk mewujudkannya harus memperhatikan seluruh komponen baik pendidikan formal, nonformal, pendidikan khusus dan yang lainnya. Pendidikan formal sudah hal biasa untuk dibahas, bahkan perhatian pemerintah memang lebih kependidikan formal. Oleh karena itu, mengenai pendidikan khusus Sekolah Luar Biasa seperti ini harus tetap didukung, termasuk siswa-siswi yang bersekolah disana. Mereka juga mempunyai impian dan bakat masing-masing sama halnya dengan siswa normal lainnya. Pemerintah, masyarakat, tenaga pendidik, dan orangtua harus peduli dengan adanya wadah sekolah yang tepat seperti ini untuk memenuhi hak mereka akan perolehan pendidikan yang layak, karena sesungguhnya mereka juga tak mau kalah bersaing dengan anak normal lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Apa komentarmu ? Ayo sharing !